Nikah di KUA GRATIS, di luar KUA membayar Rp 600 rb, disetorkan langsung ke Bank || ZONA INTEGRITAS KUA, tolak GRATIFIKASI dan KORUPSI. Laporkan jika terbukti! || Waspadai penyebaran paham keagamaan menyimpang, awasi lingkungan! || Bayarkan zakat anda melalui BAZNAS maupun LAZ yang berizin! ||

News 002

Sabtu, 11 Maret 2017, 16:23

Sekjen Minta PTKIN Perkuat Jaringan Ulama Moderat

Jember (Kemenag) --- Sekjen Kementerian Agama Nur Syam meminta agar Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) terus memperkuat jaringan ulama moderat di wilayahnya masing-masing. Pesan ini disampaikan Nur Syam saat menjadi pembicara pada Orientasi Pembinaan Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Sosialisasi IAIN Jember Tahun 2017 yang diselenggarakan oleh IAIN Jember, Jumat (10/03).

Menurutnya, jejaring yang kuat dan efektif dengan ulama moderat ini penting sebagai instrument dalam membangun kesepahaman akan pentingnya mempertahankan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Kebinekaan sebagai pilar kebangsaan yang tidak boleh bergeser dari Bumi Nusantara.
Apalagi, lanjut Nur Syam, dewasa ini Indonesia dihadapkan pada persoalan kebangsaan, seiring munculnya pemahaman dan pengamalan agama yang ekstrim dan radikal. Jika dulu gerakan semacam ini tanpa bentuk dan bawah tanah, sekarang mulai terang-terangan. Bahkan, ada juga yang sudah memproklamirkan khilafah Islamiyah sebagai solusi atas negara bangsa yang sekarang eksis.
Mereka menganggap bahwa Pancasila, UUD 1945 dan NKRI sudah tidak lagi cocok bagi bangsa ini. Mereka juga menyatakan bahwa saatnya Indonesia menjadi Negara Islam dalam corak khilafah Islamiyah.
Di hadapan civitas akademika IAIN Jember, Nur Syam mengaku teringat dengan pesan KH. Muchit Muzadi (Almarhum), bahwa radikalisme, fundamentalisme, ekstrimisme, liberalisme, HAM, demokratisasi, transparansi, dan lainnya dijadikan pupuk untuk memperkuat akar kebangsaan. "Jadi takarannya harus sesuai. Jangan berlebihan dalam pemberian pupuk itu agar akar, batang dan daunnya tidak mati," ujarnya.
"Berbagai ideologi dunia tentu tidak bisa dihadang di era ini, akan tetapi yang penting ialah bagaimana ideologi dunia tersebut dapat dipelajari, dikaji dan dianalisis untuk kepentingan memperkuat jati diri kebangsaan kita," tambahnya.
Nur Syam berharap civitas akademika PTKIN bisa menjadi agen detektor dini terhadap masalah masalah keagamaan. Dengan begitu, semua permasalahan keagamaan dapat segera diinformasikan untuk bisa mendapatkan penanganan.
Di tempat berbeda, saat menjadi pembicara pada Rakerda Kanwil Sumatera Barat, Nur Syam juga memberikan pesan yang sama kepada aparatur Kemenag. Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya ini mengingatkan tentang salah satu misi Kementerian Agama, yaitu meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan beragama.
"Saya sering menyebut bahwa misi ini merupakan misi utama Kemenag. Saya sebut sebagai kunci sebab dari seluruh apa yang dilakukan Kemenag, ujung akhirnya ialah terjadinya peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan beragama," ucapnya.
Dengan kata lain, baik atau buruknya pemahaman dan pengamalan beragama sangat tergantung pada bagaimana kiprah Kemenag dalam memanej kualitas paham dan amalan beragama. "Bisa juga menjadi benar statemen ini, sebab di dalam banyak hal memang core business kita adalah untuk perbaikan kualitas pemahaman dan pengamalan beragama," katanya lagi.
Selain soal moderasi beragama, Nur Syam juga meminta agar civitas akademika PTKIN dan aparatur Kementerian Agama membenahi sistem manajemen kerja, mulai dari yang terkait dengan absensi kehadiran sampai pada peningkatan kinerja. Dalam rangka meningkatkan pelayanan, Nur Syam juga mengingatkan jajarannya untuk mengoptimalkan teknologi infromasi. (zemi/mkd/mkd)